Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Minat Kunjungan Pasien Berobat di Puskesmas Tiuh Toho Tulang Bawang
Abstract
Alasan utama di balik rendahnya tingkat kunjungan pasien ke layanan kesehatan primer terkait dengan kualitas kinerja penyedia layanan kesehatan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Layanan yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan, preferensi, dan harapan masyarakat, sekaligus memastikan kepuasan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dengan kecenderungan pasien untuk mengunjungi Layanan Kesehatan Primer Tiuh Toho Tulang Bawang pada tahun 2023.
Secara metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian mencakup semua pasien yang mengunjungi fasilitas layanan kesehatan primer pada bulan Juni 2023, yang berjumlah 542 orang. Dari populasi ini, sampel sebanyak 231 orang dipilih menggunakan Accidental Sampling. Alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner, dan analisis bivariat dilakukan melalui uji chi-square. Temuan penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berada dalam rentang usia 25 hingga 45 tahun (60,6%), memiliki tingkat pendidikan dasar (46,3%), dan sebagian besar menganggur (58,4%). Persentase responden yang menonjol menganggap kualitas layanan penyedia layanan kesehatan di bawah standar (55%). Selain itu, sebagian besar dari mereka tinggal di dekat pusat kesehatan (59,7%), dan mayoritas pasien tidak membayar atau menerima perawatan gratis (68,4%). Selain itu, sebagian besar pasien menunjukkan minat yang rendah dalam mencari layanan perawatan primer (61,9%). Hubungan statistik diamati antara layanan penyedia layanan kesehatan dan minat pasien dalam kunjungan perawatan kesehatan primer, dengan nilai-p 0,000. Hubungan serupa ditemukan antara jarak perjalanan dan minat pasien dalam kunjungan perawatan kesehatan primer, dengan nilai-p 0,000. Hubungan antara biaya dan minat pasien dalam kunjungan perawatan kesehatan primer juga menunjukkan signifikansi, dengan nilai p sebesar 0,000, yang berada di bawah nilai alfa sebesar 0,05. Berdasarkan temuan ini, disarankan agar layanan perawatan kesehatan primer menawarkan perawatan yang lebih komprehensif dan inklusif. Hal ini memerlukan fokus khusus pada penyedia layanan kesehatan yang mengadopsi pendekatan yang berpusat pada pasien untuk memastikan bahwa pasien merasa tenang dan nyaman.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Kemenkes R Kementerian Kesehatan Republik ndonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 (Kementerian Kesehatan RI (ed.); 5th ed.). Kementrian Kesehatan
Dinas Kesehatan Tulang Bawang. (2020). Data TTU Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang.
Kemenkes RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Permenkes RI,(41).
Kemenkes RI. (2019). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. https://doi.org/10.1038/132817a0
Notoatmodjo, S. (2018a). Metodelogi Penelitian Kesehatan, Cetakan ke-3. Jakarta: Renika Cipta.
Prihadi. (2014). Kinerja, Aspek Pengukuran. PT. Gramedia Pustaka.
Sastroasmoro, S. (2014). Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis edisi 5. In Jakarta: Sagung Seto.
Satrianegara, M. Fais. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Teori dan Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta : Salemba Medika, 2016
Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.
Thoha Miftah. (2017). Kepemimpinan dalam Manajemen (Edisi 12). Raja. Grafindo Persada.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Waluyo, Perpajakan Indonesia, (Jakarta: Selemba Empat, 2017.
DOI: https://doi.org/10.57084/jikmi.v3i1.1740
Refbacks
- There are currently no refbacks.