Hubungan Tingkat Konsumsi, Skor Pola Pangan Harapan (PPH) dengan Status Gizi Balita 24 - 59 Bulan

Nini Anindya

Abstract


Abstract

Food consumption affects the nutritional status of a person. Good nutritional status or optimal nutritional status occurs when the body gets enough nutrients that are used efficiently, so as to enable physical growth, brain development, work ability and general health at the highest level possible. The population in this study were all toddlers 24-59 months in Nagari Lurah Ampalu, amounting to 281 toddlers. By using the Slovin formula above, the required sample is 74 toddlers. Based on the research, it can be seen that the nutritional status of children under five that is not normal is more at the level of protein consumption that is not good (29.4%) compared to the level of consumption of good protein (8.8%). In addition it is known that the nutritional status of toddlers who are not normal is more at the level of energy consumption is not good (27.3%) compared to the level of good energy consumption (7.7%). So that it can be seen that the nutritional status of toddlers who are not normal is more on the Ideal Food Pattern Score (25%) compared to the Ideal Food Pattern Score score (12.9).

 

Keywords : Food patterns, consumption levels

 

Abstrak

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita 24- 59 bulan  yang ada di Nagari Lurah Ampalu berjumlah sebanyak 281 orang  balita.Sampel dalam penelitan ini adalah Balita 24 – 59 bulan di Nagari Lurah Ampalu dengan pendekatan probability sampling dengan metode Random Sampling. Dengan menggunakan rumus Slovin diatas maka sampel yang diperlukan sebanyak 74 orang balita. Berdasarkan penelitian dapat diketahui status gizi balita yang tidak normal lebih banyak pada tingkat konsumsi protein yang tidak baik ( 29,4 %) dibandingkan dengan tingkat konsumsi protein baik ( 8,8 %).  Selain itu diketahui bahwa status gizi balita yang tidak normal lebih banyak pada tingkat konsumsi energi tidak baik ( 27,3 % )  dibandingkan dengan tingkat konsumsi energi baik ( 7,7 %).  Sehingga dapat diketahui status gizi balita yang tidak normal lebih banyak pada Skor Pola Pangan Harapan ideal (25 % ) dibandingkan dengan Skor Pola Pangan Harapan tidak ideal ( 12,9).

 

Kata Kunci : Pola pangan Harapan, tingkat konsumsi

 


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia

Asparian,2003. Hubungan Pengeluaran Pangan ,Skor Pola Pangan Harapan (PPH) dan Tingkat Konsumsi Energi Protein dengan Ststus Gizi Balita umur 2-4 tahun pada keluarga di Desa terpemcil.Skripsi,Semarang Universitas Diponegoro

Badan Penyuluh Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Pariaman,2016. Pola Pangan Harapan Kabupaten Padang Pariaman

Dewan Ketahanan Pangan.2011. Kebijakan umum ketahanan pangan 2010- 2014.Dewan Ketahanan Pangan Jakarta

Dinkes Kabupaten Padang Pariaman. 2016. Profil Kesehatan Dinkes Padang Pariaman. Padang Pariaman.

Direktoral Jendral Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak,2015. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi

Fahriyah dkk,Analisa Neraca Bahan Pangan (NBM) dan Pola Pangan Harapan (PPH) Kab.Sidoharjo,AGRISE volulme XV Nomor 1.ISSN ; 1412-1425

Faridi,Ahmad dan Rezanov Sugita .2016.Hubungan pengeluaran,Skor Pola Pangan Harapan (PPH) keluarga dan tingkat konsumsi Energi – Protein dengan Status Gizi balita 2-5 tahun volume 1,Nomor1

Gibney dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat,EGC,Jakarta

Hardinsyah dan Martianto,1989.Menaksir Kecukupan Energi Dan Protein Serta Mutu Gizi Konsumsi Pangan.Wirasakti:Jakarta

Hardinsyah et.al.2001.Pengembangan Konsumsi Pangan dan Pendekatan Pola Pangan Harapan .Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi IPB,LembagaPenelitian dan Pusat Pengembangan Ketersediaan Pangan Departemen Pertanian .

Hardinsyah dan I Dewa Nyoman Supariasa, 2014. Ilimu Gizi Teori & Aplikasi.EGC :Jakarta

Hartanto dan Kodim. 2009. Implikasi Gizi Seimbang. Tarsito: Bandung

Haspari Sulistya Kusuma, 2016. Tingkat Kecukupan Energi dan Protein pada Status Balita Pemulih Makan di Wilyah Kerja Puskesmas Kedungmudu Semarang.Program Studi Gizi FIKKES Universitas Muhamadiyah Semarang.

Laporan Penyelenggara Pemerintah Nagari (LPPN).2017 Profil Nagari Lurah Ampalu

Khomsan, A. 2008. Rawan Pangan, Rawan Gizi. Kompas, 16 Januari 2008. http://ctinemu.blogspot.com/2008/01/rawan-pangan-rawan-gizi.html. Diakses Tanggal 24 Oktober 2013

Mamahit, D.2014. Hubungan Antara Asupan Energi dan Protein dengan status Gizi Anak Usia 1-3 tahun di Wilayah kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado, Skripsi. FKM Universitas Sam Ratulangi Manado

Muchlis,N dkk. 2015. Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Status gizi di

Kelurahan Tamamaung. Skripsi. Program dtudi Ilmu Gizi FKM universitas

Hasanuddin Makasar.

Notoatmotmojo,2005 .Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta .Rineka Cipta

Peraturan Menteri Pertanian Nomor.65 / Permentan/ OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

Pratiwi,L.2014. Hubungan Asupan Energi dan protein dengan Status gizi anak 1-5 tahun di Posyandu Lertari IV Desa Kalipucangwetan Kec.Welahan Kab.Jepara. Skripsi, FK Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Prasetyo,T .dkk, 2013. Konsumsi Pangan dan Gizi serta Skor Pola Pangan Harapan ( PPH ) pada Anak Usia 2-6 tahun di Indonesia JGP. Volume 8. Nomor 3

Rencana Trategis Badan Ketahanan Pangan tahun 2015- 2019

Risa K. F. Sahalessy, 2015. Hubungan Antara Asupan Energi dengan Status Gizi Batita Umur 1-3 tahun di Desa Mopusi Kecamatan Bolang Mongondow Induk Sulawesi Utara, Jurnal.eBm. Vol 3. Nomor 3.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.Departemen Kesehatan RI.Jakarta

Rizema, Sitiatava P., 2013. Pengantar Ilmu Gizi dan Diet. D-Medika.Jogjakarta

Sartika, R,.A,a D,. 2010. Analisa Pemanfaatan Program Yankes Status Gizi Balita. Jurnal Kesmas Nas,5 (2).

Solihin P.2005.Ilmu Gizi Klinis Pada Anak,Jakarta.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Suhardjo, 2003 Berbagai cara pendidikan gizi. Ceatakan 2. Jakarta : Bumi Aksara

Supariasa,2001. Penilaian Status Gizi .Jakarta: Gramedia

Supariasa 2002,Penilaian Status Gizi,AGC. Jakarta

Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor 521/2016/DP/2017 Tentang Penetapan Lokasi Nagari Mandiri Pangan.

Susanti, I. 2012. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita Anak Umur 2-5 Tahun Pada Kelurga Petani di Desa Pelangki Kecamatan Muara Duka Kabupaten Oku Selatan.Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

Suyanto, A. 2004. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga dan Kondisi Sanitasi Lingkungan dengan Pertumbuhan Balita di Provinsi Jawa Tengah tahun 2001-2002. Tesis. Semarang: ProgramPascasarjana. Universitas Diponegoro.

Yayuk Farida Baliwati.2004.Pengantar Pangan dan Gizi.Jakarta.Penebar Swadaya




DOI: https://doi.org/10.57084/jigzi.v1i1.311

Refbacks

  • There are currently no refbacks.