Analisis Keperawatan dalam Manajemen Nyeri dengan Intervensi Relaksasi Benson Melalui Pendekatan Model Self Care Doretha Orem di Rumah Sakit
Abstract
Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia (global threat) dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung (PERKI, 2019). prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%, dengan peringkat prevalensi tertinggi, Prevalensi penyakit jantung di provinsi DKI Jakarta berada pada urutan 5 di seluruh propinsi (Riskesdas, 2018). Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan keadaaan arteri koroner yang menyempit dan tersumbat, sehingga menyebabkan aliran darah ke area jantung yang disuplai arteri tersebut berkurang (Black & Hawks, 2014). Tanda dan gejala yang dirasakan oleh pasien dengan sindrom coroner akut adalah nyeri dada, sesak nafas dan kelelahan, nyeri dirasakan pada dada sebalah kiri menjalar ke punggung, tangan dan leher dan penderita terasa dadanya seperti tertindih beban berat. Respon nyeri yang dirasakan bersifat akut dan berat, hal ini menjadi masalah pada pasien dengan SKA, nyeri akut pada pasien merupakan masalah keperawatan utama pada pasien sindrom coroner akut, sehingga perlu adanya intervensi yang dilakukan baik farmakologik maupun non farmakologik, salah satunya yaitu dengan relaksasi Benson, Melalui pendekatan model konsep keperawatan Orem, Intervensi Relaksasi Benson bisa dilakukan oleh pasien sendiri (mandiri) sesuai dengan tingkat kemampuan pasien. Dari hasil penerapan Evidence Base Practice intervensi keperawatan relaksasi benson pada pasien SKA STEMI sebelum dilakukan intervensi hari pertama tingkat rasa nyeri 7 (0-10), setelah dilakukan intervensi hari ke2 tingkat rasa nyeri 3 (0-10) dan hari ke 3 tingkat rasa nyeri 0 (0-10). Hasil intervensi relaksasi benson efektif menurunkan tingkat rasa nyeri pada pasien SKA STEMI.
Kata Kunci: Sindrom Koroner, model konsep keperawatan Orem, Intervensi Relaksasi Benson
Full Text:
PDFReferences
Ahmad Jumal. (2018) Zikir dalam Proses Penyembuhan Penyakit jantung Perspektif Psikoterapist, ResearchGate UIN syarif Hidayatullah Jakarta. https://www.researchgate.net/publication/328600140_Zikir_Dalam_Proses_Penyembuhan_Penyakit_Jantung_Perspektif_Psikoterapis
Asmadi.(2009) Tekhnik prosedural keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan dasar
klien. Jakarta :salemba medika.
Alligood, M. R, & Tomey, A.M. (2006) Nursing Theory: Utilization and Application 3rd edition. St Louis : Mosby Elsevier
Black, J.M, & Hawks, J.H. (2009) Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive Outcoma, 8 thrd. St. Louis Missouri : Elsevier Saunders.
Brunner dan Suddarth, (2013). Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Chouihed, T., et al., (2016). Management of Suspected Acute Heart Failure Dyspneu in the Emergency Department: Results from the French Prospective Multicenter DeFSSICA Survey. Scandinavian Journal of Trauma, Resucitation and Emergency Medicine. Diaksesdari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5026775/pdf/13049_2016_Article_300.pdf
Dwi Kumala Olivia.(2017) Efektifitas Pelatihan Dzikir Dalam Meningkatkan Ketenangan Jiwa Pada Lansia Penderita Hipertensi., PSYIMPATHIC, Jurnal Ilmuah Paskologi Volume 4 Nomor 1 55-66
Guyton, A, & Hall, J (2007) Buku Ajat Fisiologi Kedokteran, Jakarta EGC
Halimudin (2010) Analisis fraksi Ejeksi Klien gagal Jantung Pre dan Post Penerapan Model Aktifitas dan latihan Intensitas Ringan, Jurnal Keperawatan Universitas Syah Kuala Banda Aceh
Hidayat, A, Aziz, (2007) Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta Salemba Medika
Muhlisin Abi (2010) Teori Self Care dari Orem dan Pendekatan dalam Praktik Keperawatan, Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 2 Juni 2010
Nawawi, R. A.,(2006) Nilai Troponin T Penderita Sindrom Koroner Akut (SKA), Indonesian jurnal of clinical pathology and medivcal laboratory volume 12 No. 3 2006
Nuraeni Aan (2027) Hubungan Cemas dan Depresi pada Paisen dengan Penyakit jantung Koroner (PJK), MEDISAINS Jurnal Ilmu Kesehatan Unpad Bandung, Vol 15, No.1 April 2017
Smeltzer S.C., Bare, B.G. (2013) Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Perhimpiunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler, (2015) Pedoman TataLaksana gagal Jantung, Retrieved from http:inheart.org/ipload/file/Pedoman _Tatalaksana_Gagal_Jantung_2015.pdf
PERKI. (2016) Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut ACLS Indonesia, editor A.KosasiJakarta;76-96
PERKI (2016) Panduan Praktik Klinik (PPK) dan Clinikal Pathway (CP) Penyakit jantung dan Pembuluh darah, edisi pertama ISBN 978-602-7885-43-1
Price & Wilson, (2015), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 6 , Alih Bahasa : Peter Anugrah, Volume 2, Jakarta : EGC
Purbiyanto (2013) Faktor Risiko Yang Mempercepat Terjadinya Komplikasi Gagal Jantung Pada Klien Hipertensi, Jurnal Keperawatan Volume IX, No.2 Oktober
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Defenisi dan Indikator Diagnostik. Edisi I. Cetakan III (Revisi). Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia, defenisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi I. . Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Defenisi dan Tindakan keperawatan. Edisi I. Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.
DOI: https://doi.org/10.57084/jiksi.v4i2.1197
DOI (PDF): https://doi.org/10.57084/jiksi.v4i2.1197.g1130