FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOBILISASI PADA PASIEN POST OPERASI APENDISITIS DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2024

Yunani Ani Yunani, Ranu Dwi Sam Aditya, Yuniastini - Yuniastini, Al - Murhan, Purwati - -, Giri Udani

Sari


Abstrak

 

Pendahuluan: Di dunia, kejadian pasien yang mengalami apendisitis setiap tahun nya terus mengalami peningkatan sebanyak 7%. Prevalensi dan insiden apendisitis (radang usus buntu) di berbagai negara. Di seluruh dunia, terdapat 259 juta kasus apendisitis yang tidak terdiagnosis pada pria dan 160 juta pada wanita. Di Amerika, apendisitis menyerang 7% populasi dengan insiden 1,1 per 1.000 orang per tahun, meningkat dari 7,62 menjadi 9,38 per 10.000 antara tahun 1993 dan 2008. Insiden apendisitis akut lebih rendah di negara berkembang dibandingkan di negara maju. Di Indonesia, prevalensi apendisitis akut adalah 24,9 kasus per penduduk. Risiko seumur hidup terkena apendisitis adalah 7-8%, dengan frekuensi tertinggi pada usia 20-30 tahun. Apendisitis perforasi lebih umum terjadi setelah usia tersebut, dan meningkat menjadi 32-72 kasus pada orang di atas 60 tahun (Kheru et al.,2022).

Tujuan: Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan mobilisasi pada pasien post operasi apendsitis di RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2024.

Metode: Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, Sampel dalam penelitian ini adalah pasien post operasi di ruang rawat inap bedah ruang kutilang dan ruang mawar di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Data pre survei di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada bulan November 2023 - Januari 2024 didapatkan pasien bedah laparatomi pada 3 bulan terakhir yaitu sebanyak 58 pasien, sampel berjmlah 96 responden. Peneliti menggunakan teknik penyebaran kuesioner dengan menggunakan teknik accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, tentu dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data.

Hasil: adanya hubungan antara pendidikan terhadap mobilisasi hal ini didukung oleh nilai p-value = (0.005) < a (0.05), menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dan kemampuan pasien untuk melakukan mobilisasi secara mandiri. Dan terdapat juga hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kemampuan mobilisasi deengan nilai p-value = (0,013) < a (0,05).

Simpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah didapatkan bahwa Gambaran mobilisasi pasien post operasi apendisitis di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2024 adalah mandiri sebanyak 22 orang (73,3%) dan tidak mandiri sebanyak 8 orang (26,7%), Terdapat hubungan antara pendidikan terhadap mobilisasi pasien post operasi apendisitis di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2024 dengan hasil p-value 0,005 < a (0,05) dan Terdapat hubungan antara motivasi terhadap mobilisasi pasien post operasi apendisitis di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2024 dengan hasil p-value 0,013 < a (0,05).

 

Kata kunci: pendidikan, motivasi, mobilisasi


Teks Lengkap:

PDF (English)


DOI: https://doi.org/10.57084/jikpi.v6i1.1885

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.